POJOKNEGERI.COM - Pemerintah China menyesalkan keputusan Panama untuk mengundurkan diri dari kerangka kerja sama "Belt and Road Initiative" pasca kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Marco Rubio ke negara tersebut.
"China dengan tegas menentang pencemaran nama baik dan sabotase AS terhadap kerja sama 'Belt and Road Initiative' (BRI) melalui cara-cara menekan dan memaksa," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian dalam konferensi pers di Beijing belum lama ini.
Mulino mengatakan bahwa Kedutaan Besar Panama di Beijing telah mengajukan dokumen ke pemerintahan China dalam periode waktu 90 hari soal keputusan tidak melanjutkan keterlibatannya dalam kerangka kerja sama tersebut. Panama diketahui bergabung dengan BRI sejak 2017.
Keputusan Panama ini disambut baik oleh Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, yang menyebutnya sebagai "langkah besar ke depan" bagi hubungan bilateral AS-Panama serta keberlanjutan status netral Terusan Panama.
Langkah ini menjadi pukulan bagi Beijing, yang selama ini berusaha memperluas pengaruh ekonominya di kawasan melalui investasi infrastruktur berskala besar.
Pemerintahan Presiden Donald Trump telah lama menuding China menggunakan BRI sebagai alat diplomasi jebakan utang, yakni strategi yang membuat negara penerima investasi terjebak dalam ketergantungan finansial terhadap Beijing.
Dalam pertemuannya dengan Rubio, Presiden Panama José Raúl Mulino menegaskan bahwa negaranya tidak akan memperbarui keterlibatannya dalam BRI, dan bahkan bisa mengakhiri partisipasi lebih awal.
"Kesepakatan itu sebenarnya masih berlaku dua hingga tiga tahun ke depan, tetapi kami mempertimbangkan opsi untuk menghentikannya lebih cepat," Ujar Mulino tanpa memberikan rincian lebih lanjut, dilansir The Guardian, Selasa (4/2/2025).
Rubio, yang mengunjungi Panama sebagai bagian dari tur pertamanya ke Amerika Latin dalam kapasitasnya sebagai Menteri Luar Negeri AS, segera merespons keputusan tersebut dengan optimisme.
"Pengumuman Presiden @JoseRaulMulino bahwa Panama akan membiarkan partisipasinya dalam BRI China berakhir adalah langkah besar ke depan bagi hubungan AS-Panama, untuk kebebasan Terusan Panama, serta bukti kepemimpinan @POTUS dalam melindungi keamanan nasional kita dan mendukung kesejahteraan rakyat Amerika," Tulis Rubio di platform X setelah meninggalkan Panama.
Keputusan Panama ini menambah daftar negara yang mundur dari BRI setelah menghadapi tantangan finansial akibat proyek-proyek China.
Sebelumnya, Italia menarik diri dari inisiatif tersebut pada 2023, sebagian besar karena tekanan AS dan kekhawatiran atas meningkatnya ketergantungan ekonomi pada Beijing.Profesor Yanzhong Huang, peneliti senior di Dewan Hubungan Luar Negeri AS, menyebut langkah Panama sebagai "kemenangan diplomasi brinkmanship Trump", tetapi mempertanyakan apakah strategi serupa dapat diterapkan di wilayah lain.
"AS kini tampaknya semakin memfokuskan perhatiannya pada Amerika Latin, kawasan yang masih sangat bergantung pada dukungan dan perdagangan AS, Namun, saya ragu bahwa AS dapat menggunakan pengaruh yang sama untuk memaksa negara-negara Asia mengambil keputusan serupa, mengingat China sudah menjadi aktor paling dominan di kawasan tersebut." Kata Huang.
Artikel ini telah tayang di YouTube Pojok Negeri Media: https://www.youtube.com/watch?v=6t34qSHb_g4&t=318s
(*)