POJOKNEGERI.COM - China sedang mendorong pengembangan kekuatan tempur utama dunia, yang melampaui kemampuan konvensional dan nuklir.
Pejabat Amerika Serikat memperingatkan bahwa Beijing sedang menuangkan sumber-sumber daya mereka ke dalam campuran perang psikologis dan operasi siber.
Tujuan dalam menggunakan apa yang dikenal di Beijing sebagai operasi domain kognitif, atau CDO, adalah untuk memengaruhi cara berpikir dan berperilaku musuh China, menargetkan semua orang mulai dari warga negara biasa hingga pejabat senior.
China memandang pengendalian spektrum informasi di medan pertempuran modern sebagai pendorong penting dominasi informasi di awal konflik.
"PLA [Tentara Pembebasan Rakyat China] mungkin bermaksud menggunakan CDO sebagai kemampuan asimetris untuk mencegah masuknya AS atau pihak ketiga ke dalam konflik di masa depan atau sebagai kemampuan ofensif untuk membentuk persepsi atau mempolarisasi masyarakat. Bagi perwira militer China, menaklukkan musuh tanpa berperang adalah ranah peperangan tertinggi," Laporan Pentagon Amerika dilansir dari VOA Indonesia
Laporan Pentagon itu tidak menyebutkan berapa banyak anggaran yang dialokasikan Beijing untuk upaya ini, tetapi mengatakan bahwa PLA telah menghabiskan sebagian dari enam tahun terakhir untuk mencari cara menggabungkan teknologi mutakhir, seperti kecerdasan buatan, dalam upaya menghasilkan deepfake dan materi lainnya untuk menyesatkan publik Amerika Serikat.
Laporan itu juga mengatakan bahwa China telah menugaskan beberapa perusahaan teknologi terkemuka, termasuk Baidu, Alibaba, dan Huawei, untuk menggunakan AI generatif guna menghasilkan audio dan video yang lebih baik, selain teks dan gambar yang lebih meyakinkan.
Keberhasilan dan kegagalan warnai upaya China
Namun, hasil upaya Beijing itu tidak sebagaimana diharapkan.
Pejabat intelijen Amerika Serikat berulang kali menegur China, bersama dengan Rusia dan Iran, karena mencoba menyebarkan operasi pengaruh yang didukung AI menjelang pemilihan presiden Amerika Serikat pada bulan November.
Namun, beberapa upaya Beijing tersebut digambarkan sebagai 'canggung'.
Upaya sebelumnya, yang diidentifikasi oleh raksasa teknologi Microsoft, menggambarkan peningkatan kemampuan Beijing untuk menghasilkan "konten yang menarik perhatian," meskipun masih ada pertanyaan tentang jangkauan dan dampak konten tersebut.
Pejabat intelijen Amerika Serikat juga mengatakan bahwa upaya pengaruh Beijing telah terhambat oleh apa yang mereka gambarkan sebagai perjuangan intelijen China untuk memahami kejiwaan Amerika dengan kecanggihan yang sama seperti musuh AS lainnya, seperti Rusia.
China telah berulang kali membantah tuduhan tersebut, menuduh Amerika Serikat memperingatkan pihak-pihak lain atas kesalahan yang dibuatnya sendiri.
Artikel ini telah tayang di YouTobe Pojok Negeri Media : https://www.youtube.com/watch?v=3Uj9XLbW_Bg
(*)