POJOKNEGERI.COM - Respon diberikan PT Bank Central Asia atas kasus teller mereka yang disebut akan dilaporkan ke polisi oleh nasabah.
Pelaporan itu dilakukan karena teller tersebut dianggap lalai dalam kasus pembobolan rekening di Surabaya.
Apa respon pihak BCA?
BCA mengatakan akan melindungi staf yang bekerja secara profesional.
"BCA senantiasa melindungi dan memberikan bantuan hukum bagi staf yang telah menjalankan tugas secara profesional," ujar Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera Haryn dalam keterangan tertulis, Rabu (25/1/2023).
Hera menjelaskan saat ini verifikasi transaksi terkait kasus tersebut telah dilakukan, diantaranya dengan verifikasi personal identification number (PIN) dan kartu ATM nasabah. Selain itu, penarikan dana dalam kasus itu juga disebut dilengkapi dengan KTP asli, buku tabungan asli, dan kartu ATM.
Kasus rekening nasabah BCA yang dibobol oleh tukang becak ini disebut sedang dalam proses persidangan.
"Kami yakin dan percaya bahwa sistem peradilan dan fungsi penegakan hukum dapat memberikan keadilan dalam menyelesaikan kasus ini," ujar Hera.
Melihat kasus tersebut, BCA mengimbau agar nasabah tidak memberikan data yang bersifat rahasia kepada pihak manapun, seperti personal identification number (PIN), one time password (OTP), password, response KeyBCA, card verification code (CVC) atau card verification value (CVV).
Sebelumnya, Muin Zachry, nasabah yang rekeningnya dibobol oleh tukang becak, mengatakan akan mempolisikan teller BCA lantaran tidak terima bank swasta terbesar di Indonesia itu menyebut kejadian tersebut terjadi karena kelalaiannya.
Penasihat hukum sekaligus anak Muin, Dewi Mahdalia, mempertanyakan sistem keamanan BCA sehingga dengan mudah memberikan uang kepada orang yang bukan pemilik asli rekening.
"Masa bank internasional sekelas BCA keamanannya kurang terjamin? Bayangkan, bisa dibobol sekelas tukang becak. Padahal orang bank kan sarjana-sarjana. Ini bukan mengada-ada, tapi memang terjadi," kata Dewi dikutip dari CNN Indonesia.
Tabungan Muin sebesar Rp345 juta sebelumnya dibobol oleh tukang becak bernama Setu. Mulanya, Setu ternyata diperintahkan oleh seorang pria bernama Mohammad Thoha yang merupakan penyewa kamar kost di rumah Muin.
Thoha memiliki rencana yang matang untuk membobol rekening Muin dengan mencuri KTP, buku tabungan, hingga kartu ATM Muin saat pemilik tabungan berangkat ke masjid untuk Salat Jumat.
Kemudian, Thoha mencari orang yang memiliki postur dan wajah yang mirip dengan Muin. Tak lama, ia bertemu dengan Setu, tukang becak yang sedang mangkal.
Setu lalu mendatangi kantor cabang BCA Jalan Indrapura. Ia bertemu dengan teller bernama Maharani Istono Putri. Putri mengaku benar-benar terkecoh dengan penampilan Setu yang sangat mirip dengan Muin.
Tanpa keraguan, saat itu Putri memproses penarikan tunai tabungan sesuai dengan prosedur yang berlaku.
(redaksi)