POJOKNEGERI.COM - Kasus arisan bodong memasuki babak baru, di mana perkara tersebut telah memasuki tahap persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Samarinda.
Sidang perdana dengan terdakawa guru honorer atas nama Julia Kartika Sari, dengan kerugian para korbannya mencapai Rp 20 Miliar, Senin (30/1/2023).
Dalam sidang perdananya, Fajarudin Salampessy selaku Jaksa Penuntut Umum (JPU) dari Kejaksaan Negeri (Kejari) Samarinda membacakan surat dakwaannya.
Isinya, Julia pada hari Senin tanggal 13 Juni 2022 sampai dengan 15 Oktober 2022 atau setidak-tidaknya pada beberapa waktu dalam bulan Juni sampai dengan Oktober tahun 2022 yang bertempat di Jalan Pangeran Bendahara, Kelurahan Masjid, Kecamatan Samarinda Seberang, telah melakukan tindak pidana dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum.
Dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat, ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang kepadanya yang dilakukan secara berlanjut.
“Perbuatan terdakwa tersebut sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 378 Jo pasal 64 Ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana,” isi dakwaan Julia yang dibacakan JPU.
Tak hanya satu, JPU memberi dua dakwaan kepada Julia.
Dakwaan kedua berisi kalau terdakwa Julia telah melakukan tindak pidana dengan sengaja dan melawan hukum memiliki barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain, yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan yang dilakukan secara berlanjut.
“Perbuatan terdakwa itu sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 372 Jo pasal 64 Ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana,” isi dakwaan kedua.
Sementara itu, menanggapi surat dakwaan JPU, Indra Rusu selaku kuasa hukum terdakwa menyebut kalau kliennya telah menyanggah beberapa poin tuntutan yang telah disampaikan.
“Di dalam surat dakwaan yang disampaikan JPU kemarin, itu ada beberapa poin yang ditanggapi terdakwa. Kalau tidak seluruhnya surat dakwaan itu benar,” sebut Indra yang dikonfirmasi, Selasa (31/1/2023).
Meski memberikan sanggahan terhadap isi dakwaan, lanjut Indra, namun jadwal persidangan kala itu berjalan lancar dan akan dilanjutkan kembali pada Senin (6/2/2023) pekan dengan agenda pemeriksaan saksi-saksi.
“Pada sidang pertama kemarin, kami langsung menanggapi dan tidak ada mengajukan eksepsi agar selanjutnya langsung masuk ke pemeriksaan saksi,” tambah Indra.
Pada jadwal sidang selanjutnya, Indra selaku kuasa hukum terdakwa akan mempersiapkan beberapa langkah taktis sebagaimana dari sanggahan yang dilakukan kliennya dalam sidang pertama.
“Kalau selanjutnya tentu kami akan perisapan khusus terkait apa yang disampaikan terdakwa kepada kami. Kami juga masih meminta hasil BAP karena kami belum menerima,” pungkasnya.
(redaksi)