POJOKNEGERI.COM - Bursa bakal calon wakil presiden untuk Ganjar Pranowo, telah mengerucut.
Mula-mula, PDI Perjuangan menyebut ada 10 nama yang masuk bursa cawapres Gubernur Jawa Tengah itu.
Belakangan, sebagian nama tereliminasi menyisakan lima tokoh.
1. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno
2. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir
3. Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
4. Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar
5. Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Andika Perkasa.
Lantas, dari lima nama yang tersisa, siapa yang punya peluang paling besar jadi cawapres Ganjar?
Lima nama yang masuk bursa cawapres Ganjar memang sejak lama digadang-gadang sebagai figur potensial calon RI-2.
Beberapa di antaranya kerap bertengger di papan atas survei elektabilitas.
Survei Indikator Politik Indonesia periode 20-24 Juni 2023 misalnya, menempatkan Erick Thohir di urutan wahid, mengungguli 21 nama lainnya.
Ketua Umum PSSI itu mengantongi angka elektoral 18,5 persen.
Lalu, berturut-turut ada Ridwan Kamil (16,9 persen), Sandiaga Uno (11,8 persen), AHY (11,4 persen), Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (5,5 persen), Mahfud MD (4,9 persen) dan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka (2,9 persen).
Sebagian nama lain menempati elektabilitas papan bawah seperti Andika Perkasa (2,8 persen), Airlangga Hartarto (1,1 persen), mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo (1,0 persen), dan Muhaimin Iskandar (0,8 persen).
Sementara, dalam survei Populi Center yang digelar 4-12 Mei 2023, nama Ridwan Kamil menempati urutan puncak.
Mantan Wali Kota Bandung itu mencatatkan elektabilitas 19,3 persen.
Selanjutnya, ada nama Sandiaga Uno (16,5 persen), Erick Thohir (10,4 persen), Mahfud MD (9,3 persen), dan AHY (8,8 persen).
Masuk pula nama mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (7,6 persen), Andika Perkasa (4,1 persen) Gibran Rakabuming Raka (3,8 persen), Khofifah Indar Parawansa (3,6 persen), Muhaimin Iskandar (2,8 persen), dan Airlangga Hartarto (2,5 persen).
Kemudian, merujuk survei Litbang Kompas pada 29 April-10 Mei 2023, Sandiaga Uno unggul di urutan pertama denggan tingkat keterpilihan 11,9 persen.
Angka tersebut tak terpaut jauh dengan Ridwan Kamil yang mencatatkan elektabilitas 9,3 persen Lalu, ada sosok Ganjar Pranowo (5,2 persen), Anies Baswedan (4,8 persen), Erick Thohir (4,5 persen), AHY (4,1 persen), Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (3,4 persen), dan Menteri Sosial Tri Rismaharini (2,2 persen).
Sejumlah survei ini memperlihatkan bahwa tiga dari lima kandidat cawapres Ganjar yakni Sandiaga Uno, Erick Thohir, dan AHY, menduduki klasemen atas elektabilitas cawapres.
Sementara, angka elektoral dua nama lainnya, Muhaimin Iskandar dan Andika Perkasa, berada di papan bawah.
Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai, dari lima nama yang masuk radar cawapres Ganjar, Sandiaga Uno dan Andika Perkasa punya peluang paling besar.
Sebab, dari lima nama tersebut, dua di antaranya telah membentuk koalisi sendiri.
Keduanya yakni AHY dan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.
AHY di bawah bendera Demokrat sudah menyepakati kerja sama dengan Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) membentuk Koalisi Perubahan untuk Persatuan, mengusung Anies Baswedan sebagai capres.
Sementara, dengan membawa nama besar PKB, Muhaimin berkongsi dengan Gerindra membentuk Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya.
Gerindra juga sudah mengumumkan ketua umumnya, Prabowo Subianto, sebagai bakal capres 2024.
Dengan memasukkan nama AHY dan Muhaimin dalam bursa cawapres Ganjar, Umam menilai, PDIP ingin “menebar jaring” untuk memperkuat mesin koalisinya.
“Jika dicermati dari lima nama yang ditetapkan oleh PD-P sebagai lima besar cawapres untuk mendampingi Ganjar Pranowo, hal itu mengindikasikan bahwa PDI-P sedang ‘menebar jaring’ untuk mengokohkan mesin koalisinya,” jelas Direktur Indostrategic Ahmad Khoirul, dikutip dari Kompas.com.
Sebab, baik AHY maupun Muhaimin sama-sama berharap dipilih jadi cawapres di koalisi masing-masing.
Namun, hingga kini nasib keduanya masih tanda tanya. Umam mengatakan, PDIP berusaha memanfaatkan momentum ketidakpastian di Koalisi Perubahan untuk Persatuan sekaligus Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya itu.
Sementara, terkait masuknya nama Erick Thohir sebagai cawapres, peluangnya juga dinilai tak seberapa.
Sebab, komunikasi PDIP dengan Partai Amanat Nasional (PAN), partai yang mengusulkan Erick Thohir sebagai calon RI-2, pun cenderung prematur.
Oleh karenanya, Umam menduga, cawapres Ganjar akan menyisakan nama Sandiaga dan Andika Perkasa.
Namun, ketimbang Andika, kans Sandiaga dinilai lebih terbuka.
Apalagi, mantan politikus Partai Gerindra itu kini berada di bawah naungan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), partai yang telah menyatakan dukungan buat Ganjar.
(redaksi)