POJOKNEGERI.COM - Di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, ada satu lokasi yang diberi nama titik nol IKN.
Lantas, apa fungsi dari titik nol IKN itu?
Melalui Instagram @kemenpupr yang diungah pada Sabtu, 4 Januari 2023, Ketua Satgas Pembangunan Infrastruktur IKN (Ibu Kota Nusantara) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Danis Sumadilaga menjelaskan fungsi adanya titik nol Nusantara.
“Kalau kita mau bekerja, kita harus sepakat, misalnya titik ini tinggi 10 meter, di sana 12 meter. Dari mana tingginya? Diukur dari mana?” ujarnya.
“Semua harus memiliki referensi yang sama. Makanya ini (titik nol Nusantara) yang pertama kali kita buat,” tambahnya.
Dia menuturkan, titik nol Nusantara merupakan suatu referensi bersama yang diadopsi oleh semua yang bekerja di IKN.
Titik nol Nusantara, katanya juga memiliki fungsi sebagai patokan bersama dalam menggambarkan ketinggian atau elevasi dari bangunan yang ada di IKN.
Jadi nanti ada gedung tinggi, oh yang itu tingginya 40 meter, yang ini misalnya 42 meter, dari mana? Dari sini (titik nol Nusantara),” ucapnya.
Namun, dirinya juga menegaskan bahwa titik nol Nusantara ini berbeda dengan kilometer nol yang ada di Sabang, Aceh.
“Tapi ini bukan kilometer nol seperti di Sabang, bukan,” tandasnya.
Banyak investor siap masuk IKN
Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur (Kaltim), bakal dibanjiri banyaknya investor yang siap menanamkan modalnya.
Hal itu diungkapkan Kepala IKN Nusantara, Bambang Susantono, menurutnya hingga Januari 2023, terdapat setidaknya 100 investor menyatakan tertarik berinvestasi di IKN, dan 90 investor telah menandatangani Letter of Intent.
"Sejumlah sektor investasi yang diminati para investor, diantaranya: infrastruktur dan utilitas sebanyak 25 investor, edukasi 15 investor, konsultan 14 investor, perumahan 10 investor, komersial 9 investor, teknologi 6 investor, kesehatan 5 investor dan perkantoran sebanyak 6 investor," kata Bambang dalam acara Mandiri Investment Forum di Plaza Mandiri, Jakarta, Kamis (2/2), dilansir dari Merdeka.com.
Menurutnya, ketertarikan investor yang sangat tinggi memperkuat optimisme untuk mampu membangun satu ekosistem kota yang lengkap di IKN pada 2024, sekaligus meletakkan landasan kuat bagi pembangunan ibukota ini hingga 2045 nanti.
Saat ini, ada tiga investor yang siap membangun hunian di IKN, yaitu Konsorsium CCFG Corp. dan PT Risjadson Brunsfield Nusantara dengan investasi sebesar Rp 30,8 triliun.
Kemudian, ada Korea Land and Housing Corp dengan investasi Rp 8,65 triliun dan PT Summarecon Agung Tbk. sebesar Rp 1,67 triliun.
Melalui investasi tersebut nantinya akan dibangun 184 tower hunian dengan kapasitas 14.500 jiwa dan direncanakan akan selesai pada akhir 2024.
(redaksi)