POJOKNEGERI.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan lima ketua umum partai di Kantor DPP PAN Jakarta pada Minggu (2/4/2023).
Kelima ketua partai itu adalah Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, dan Ketua Umum PPP Mardiono.
Usai pertemuan itu, muncul wacana akan hadirnya koalisi besar yang juga akan dibentuk kelima partai itu.
Koalisi besar ini akan meleburkan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) terdiri Golkar, PAN, dan PPP serta Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) terdiri Gerindra dan PKB.
"Kita merasa ada frekuensi yang sama ya, ada kecocokan dan kalau dilihat pimpinan partai kita sudah masuk, Pak Cak Imin ya, kita sudah masuk timnya Pak Jokowi," kata Prabowo usai pertemuan.
Ide koalisi besar ini awalnya diungkap oleh Ketum Golkar Airlangga Hartarto usai menghadiri buka puasa bersama di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu (25/3) lalu.
Airlangga menjadi yang terdepan dalam membangun koalisi bersama PAN dan PPP. Mereka membentuk KIB sejak pertengahan 2022 lalu. Namun, KIB sampai saat ini belum mendeklarasikan capres dan cawapres.
Beberapa nama yang masuk bursa capres KIB adalah Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil, Airlangga Hartarto, Zulkifli Hasan, Mardiono, Sandiaga Uno, dan Erick Thohir.
Sedangkan Prabowo dan Cak Imin menggagas Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR). Mereka secara resmi mendeklarasikan koalisi ini Agustus 2022. Kolisi ini juga belum resmi mengusung capres dan cawapres.
Presiden Jokowi yang hadir pada pertemuan tersebut merespons positif wacana lima partai membentuk koalisi besar. Namun, ia menegaskan tak ikut campur dalam rencana ini.
"Saya hanya bilang cocok. Terserah kepada ketua-ketua partai atau gabungan ketua partai. Untuk kebaikan negara untuk kebaikan bangsa untuk rakyat, hal yang berkaitan bisa dimusyawarahkan itu akan lebih baik," ujarnya.
Analis Politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Arifki Chaniago berpendapat koalisi besar potensial terwujud di Pilpres 2024 lantaran ada peran Jokowi.
Ia menilai Jokowi ingin menjadi 'king maker' yang bisa menentukan siapa sosok capres dan cawapres yang bisa melanjutkan kepemimpinannya.
"Jokowi ingin jadi king maker dalam pertemuan ini meski agenda digelar PAN. Dan ini menunjukkan power bagaimana Jokowi ingin menunjukkan siapa yang ingin diarahkannya di 2024" kata Arifki dikutip dari CNN Indonesia, Senin 3 April 2023.
Arifki mengatakan dalam pembentukan dua koalisi, KIB dan KKIR, sejak awal juga mendapat restu Jokowi.
Hal ini sesuai dengan pengakuan Jokowi di Kantor PAN kemarin bahwa dirinya merestui pembentukan koalisi KIB dan KKIR. Namun, Jokowi membantah memerintahkan parpol itu membentuk koalisi.
(redaksi)