POJOKNEGERI.COM - Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto merespons hubungan antara Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Joko Widodo.
Hasto menyebut pihak yang memainkan isu hubungan renggang antara kedua tokoh itu merupakan seseorang yang tak punya prestasi.
"Isu-isu kan memang sengaja dimainkan bagian dari kontestasi pemilu. Sejak awal namanya aspek historisnya, emosional bondingnya, aspek ideologi, itu tidak mungkin ada perbedaan-perbedaan ideologis," tegas Hasto Kristiyanto, dikutip dari detik.com.
Hasto menyebut kedua tokoh ini bersatu untuk kepentingan bangsa dan negara.
Hasto menyebut ada yang ingin menerapkan politik perpecahan.
Ia lantas menegaskan pidato ketiga tokoh di Rakernas, yakni Ketum Megawati, Bacapres Ganjar Pranowo hingga Presiden Jokowi memiliki keterikatan.
Belakangan hubungan Pesiden Jokowi dan Ketum Megawati diisukan renggang usai putra bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep, bergabung dengan partai lain.
PDIP menepis adanya anggapan itu.
Di sisi lain, Pengamat politik, Rocky Gerung mengatakan bahwa hubungan Presiden Jokowi dengan ketua umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri mulai renggang.
Menurut Rocky Gerung, hal ini disebabkan karena wacana penundaan pemilu 2024.
Meski Jokowi telah mengeluarkan pernyataan terkait wacana itu, Rocky Gerung menilai pernyataan Jokowi mengenai penundaan pemilu penuh ketidakpastian.
Dikatakan oleh Rocky Gerung bahwa wacana penundaan pemilu juga membuat Jokowi memiliki hubungan yang renggang dengan partai-partai koalisi di pemerintahan.
Hal itu menurut Rocky adalah hal wajar di masa-masa akhir pemerintahan periode kedua.
"Itu bisa terjadi kalau Presiden tidak punya kewajiban, tapi ini kan kewajibannya banyak, seperti dugaan korupsi yang dilaporkan Ubedilah Badrun. Hubungan dengan bu Mega yang memburuk," ungkap Rocky Gerung, dikutip dari Suara.com.
Melalui kondisi tersebut, pihak-pihak yang sebelumnya menjadi pengikut Jokowi dikabarkan mulai membaca keretakan yang dialami orang nomor satu di Indonesia itu. (redaksi)