POJOKNEGERI.COM - Persoalan penyakit malaria masih menghantui masyarakat Kaltim.
Menurut data Dinas Kesehatan Kaltim, hingga akhir Juni 2022, tren kasus malaria di Kaltim, hingga akhir Juni 2022, ditemukan sebanyak 901 kasus.
Semantara pada 2021 lalu, total kasus malaria di Kaltim, terdata sebanyak 2.252 kasus.
Tiga daerah dengan kasus malaria terbesar di antaranya Penajam Paser Utara (440 kasus), Paser (163 kasus), dan Kutai Timur (123 kasus).
Dari jumlah tersebut, 5 kasus malaria dilaporkan meninggal dunia. Dua kasus malaria meninggal dunia berada di Penajam Paser Utara.
Setyo Budi Basuki, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, menyebut perambah hutan dan berkebun menjadi pekerjaan yang paling banyak diserang penyakit malaria.
"85,3 persen kasus malaria adalah orang yang bekerja di sektor kehutanan dan pekerbunan," kata Setyo, dikonfirmasi Senin (25/7/2022).
"73 persen kasus malaria berada di perbatasan kabupaten Paser, Penajam Paser Utara, dan Kutai Barat," lanjutnya.
Penanganan masalah penyakit malaria, diakui Setyo mengalami banyak kendala, salah satunya screening malaria belum berjalan maksimal.
"Kami berupaya memfasilitasi kegiatan screening malaria bagi pekerja yang datang ke wilayab endemis, serta masuk dan keluar hutan," tegasnya.
Selain itu menurutnya, posko malaria hutan belum berjalan maksimal, lantaran terkendala sumber daya yang belum memadai.
"Membantu dalam hal penyediaan alat deteksi malaria cepat (RDT) dan obat-obatan," pungkas Setyo.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
(redaksi)