POJOKNEGERI.COM - Adanya demonstrasi peringati 56 tahun PT Freeport Indonesia dibubarkan paksa oleh sejumlah organisasi masyarakat (ormas) dan geng motor.
Demonstrasi itu terjadi di Makassar, Sulawesi Selatan, saat mahasiswa hendak menuju Monumen Mandala.
Ada 30 orang mahasiswa dari Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) yang awalnya orasi di depan asrama Papua, Jalan Lanto Daeng Pasewang, Makassar.
Orasi dilakukan dengan membacakan tuntutan sambil membentangkan spanduk bertuliskan "tutup PT Freeport Indonesia dan Seluruh Perusahan asing ditanah Papua. Tarik Militer Dari Tanah Papua. Papua Bukan Tanah Kosong. Stop Perampasan Lahan."
"Berikan hak menentukan nasib sendiri sebagai solusi demokratis bagi bangsa West Papua," kata koordinator aksi, Miku, Jumat (7/4).
Mahasiswa juga menuntut agar segera mencabut undang-undang otonomi khusus jilid II serta cabut pembentukan daerah otonomi baru Papua Barat Daya, Papua Tengah, Papua Pegunungan dan Papua Selatan.
"Kemudian buka akses jurnalis baik asing maupun nasional seluas-luasnya di West Papua. Tarik militer organik dan non-organik di West Papua," tuntutnya.
Meminta kepada Pemerintah Republik Indonesia untuk segera membebaskan seluruh tahanan politik West Papua tanpa syarat.
"Tutup PT. Freeport, BP. LNG Tangguh serta tolak pengembangan Blok Wabu dan eksploitasi PT. Antam di pegunungan Bintang. Kemudian tangkap, adili, dan penjarakan jendral-jendral pelanggar HAM," pungkasnya.
Setelah melakukan orasi, massa kemudian bergerak ke luar dari asramanya, menuju ke Monumen Pembebasan Irian Barat atau Mandala di Jalan Jendral Sudirman dengan pengawalan ketat pihak kepolisian.
Namun, ketika berada di tengah perjalanan sejumlah ormas bersama pemotor yang belum teridentifikasi langsung menyerang para mahasiswa dengan menggunakan tongkat dan membubarkan secara paksa aksi tersebut.
Karena terdesak oleh aksi pembubaran ormas dan geng motor ini, sehingga mahasiswa Papua pun memilih membubarkan diri dan kembali ke dalam asramanya.
(redaksi)