POJOKNEGERI.COM - Update kondisi David Ozora, korban penganiayaan yang dilakukan anak mantan pejabat Dirjen Pajak, Mario Dandy Satriyo.
Hingga saat ini David Ozora masih menjalani perawatan di rumah sakit.
Dilansir dari Bangka Pos, kondisi David Ozora terus dibagikan sang ayah, Jonathan Latumahina lewat akun Twitternya @seeksixsuck.
Terbaru, David terlihat masih terbaring di ranjang rumah sakit.
Kini tampak ada yang berbeda dari kondisinya.
Dalam unggahan akun @seeksixsuck, kepala David tampak dililit perban.
Sementara alat bantu selang masih terpasang di hidungnya.
Dalam unggahan itu pula Jonathan Latumahina berdoa untuk kesembuhan sang anak.
"Subhanallah Walhamdulillah Wala ilaha illallah wallahu akbar wala haula wala quwwata illa billahil aliyil adzim," tulisnya.
Meski hanya bisa membuka mata, namun kondisi David saat ini membaik setelah tiga pekan alami koma.
Sempat beredar di medsos rekaman video dan foto David Ozora membuka mata serta bereaksi seolah berontak terhadap sesuatu.
Meski ini pertanda baik, David belum 100 persen sadar. Karenanya, ia masih di ruang ICU.
Lebih lanjut dikabarkan kondisi David belum konsisten.
Dalam cuitan lainnya Jonathan Latumahina tampak menuliskan ungkapan semangat kepada sang putra David.
Jonathan Latumahina juga menyebut jika David sudah berbaring di rumah sakit selama hampir sebulan setelah peristiwa penganiayaan yang ia alami.
"Senin ke 4 vid, ayo semangat," tulis Jonathan Latumahina.
Sehari sebelumnya, Jonathan Latumahina juga kembali membagikan sebuah postingan soal kondisi dari David.
"Diminishing between worlds" tulis Jonathan.
Menurut dokter, David Ozora terkena diffuse axonal injury.
Kondisi tersebut disebabkan benturan keras seperti kecelakaan motor berkecepatan tinggi dan berakibat pada trauma mendalam di otak.
Spesialis Bedah Saraf dari Rumah Sakit St. Elisabeth Semarang, Jawa Tengah, Christian Beta Kurniawan menjelaskan, diffuse axonal injury adalah cedera mikroskopis pada sel saraf otak.
Cedera itu terjadi secara diffuse atau menyeluruh terutama pada salah satu bagian otak yang disebut akson.
"Terjadi karena ada trauma atau cedera kepala," ujarnya sebagaimana dilansir dari Kompas.com.
Christian menerangkan, cedera kepala bisa terjadi karena kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian, atau akibat benturan lain pada bagian kepala.
Menurut Christian, sebagian pasien ada yang berhasil sadar dan sembuh sempurna.
Kendati demikian, sebagian pasien juga mengalami gangguan kognitif maupun neurologis atau kecacatan, meski kondisinya telah membaik.
"Ada pula yang karena cukup berat bisa kondisi menurun, bahkan bisa koma berlanjut dan meninggal dunia," papar Christian.
"Karena kerusakan juga sampai ke pusat-pusat vital otak," imbuhnya.
(redaksi)