POJOKNEGERI.COM - Pabrik baterai mobil listrik pertama di Indonesia sudah beroperasi April 2024.
Memiliki kapasitas hingga 10 Giga Watt (GWh) di tahap pertamanya, fasilitas milik Hyundai LG Indonesia (HLI) Green Power itu berlokasi di Karawang, Jawa Barat.
Untuk pengembangan, saat ini tengah dibangun pabrik dengan kapasitas 20 GWh pada tahap kedua.
Momentum ini menandai Indonesia sebagai negara produsen sel baterai kendaraan listrik pertama di Asia Tenggara.
Adapun dalam fase pertama itu, PT HLI menyerap investasi sebesar 1,1 miliar Amerika Serikat (AS), yang terdiri dari 32,6 juta sel baterai yang mampu menghasilkan kurang lebih 150.000 EV.
Fase kedua, diharapkan dimulai pada tahun 2025.
Pada periode ini, perusahaan berencana meningkatkan kapasitas produksi dari 10 Gwh menjadi 20 Gwh.
Sebelumnya, Staf Khusus Bidang Hubungan dengan Daerah Kementerian Investasi, Tina Talisa mengungkapkan pabrik tersebut mulai memproduksi sel baterai pertama pada bulan April 2024.
HLI Green Power akan memulai produksi masalnya dan 90 persen lebih dari produk yang dihasilkan akan diekspor terutama ke Korea, kemudian ke India.
Selain itu, dia mengatakan pabrik dengan kapasitas maksimal produksi 10 Giga Watt hour itu akan bisa menghasilkan sel baterai secara maksimal hingga 32,6 juta unit.
Material yang sudah diolah terdiri dari nikel, mangan, kobalt, lithium kemudian menjadi sel baterai yang sudah dikemas.
Adapun sel baterai yang diproduksi melalui pabrik yang dibangun di Kabupaten Karawang, Jawa Barat itu memiliki daya hingga 81 Ampere hour atau mencapai 300 watt hour.
Sementara itu, peresmian pabrik baterai mobil listrik dilakukan Joko Widodo, Rabu (3/7/2024) lalu.
Jokowi, yang saat itu masih menjabat sebagai Presiden RI mengungkapkan, peresmian tersebut menandakan komitmen Indonesia untuk masuk kompetisi produksi baterai dan kendaraan listrik dunia.
Jokowi menjelaskan, dengan peresmian itu Indonesia telah memulai babak baru dalam meletakkan sebuah tonggak komitmen untuk menjadi pemain global di ekosistem electric vehicle (EV) cell baterai dan electric vehicle.
Menurut Jokowi, Indonesia selama ini memiliki sumber daya alam (SDA) yang melimpah.
Hanya saja, hasil SDA itu selalu diekspor dalam bentuk bahan mentah.
Sehingga, tidak memberikan nilai tambah untuk negara.
Padahal, ketika bahan mentah terus diekspor semakin lama akan semakin habis.
"Tapi sekarang, dengan dibangunnya smelter, dibangunnya pabrik baterai kendaraan listrik, kita akan menjadi pemain global yang penting dalam global supply chain kendaraan listrik" kata Presiden ke-7 RI, Joko Widodo dilansir dari Kompas.com
Jokowi yakin bahwa setelah pabrik ini diresmikan, Indonesia mampu berkompetisi dengan negara-negara lain di dunia.
(*)