POJOKNEGERI.COM - Kedutaan Besar China di Washington mengatakan, baik Amerika Serikat maupun pihaknya tidak akan memenangkan perang dagang.
Melansir Reuters, pernyataan ini dirilis setelah Presiden terpilih AS Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif tambahan sebesar 10% pada semua impor Tiongkok saat ia menjabat pada tanggal 20 Januari 2025 mendatang.
"Tentang masalah tarif AS terhadap Tiongkok, Tiongkok percaya bahwa kerja sama ekonomi dan perdagangan Tiongkok-AS saling menguntungkan," ujar Juru Bicara Kedutaan Besar China, Liu Pengyu dilansir dari Kontan.co.id
Dia menegaskan, Tidak seorang pun akan memenangkan perang dagang atau perang tarif."
Trump mengatakan ia akan mengenakan tarif sampai Tiongkok menghentikan aliran obat-obatan terlarang, khususnya fentanil, ke Amerika Serikat.
Dalam pernyataan tersebut, Liu mengatakan Tiongkok telah mengambil langkah-langkah untuk memerangi perdagangan narkoba setelah kesepakatan dicapai tahun lalu antara Presiden Joe Biden dan Presiden Tiongkok Xi Jinping.
"Pihak Tiongkok telah memberi tahu pihak AS tentang kemajuan yang dicapai dalam operasi penegakan hukum terkait AS terhadap narkotika. Semua ini membuktikan bahwa gagasan Tiongkok dengan sengaja membiarkan prekursor fentanil mengalir ke Amerika Serikat sepenuhnya bertentangan dengan fakta dan kenyataan" kata Liu Pengyu.
Ada kemajuan bertahap tetapi nyata dalam kerja sama untuk menghentikan perdagangan gelap bahan kimia yang digunakan untuk memproduksi fentanil yang mematikan setelah Xi dan Biden setuju untuk melanjutkan upaya bersama tahun lalu.
Amerika Serikat, tempat penyalahgunaan fentanil menjadi penyebab utama kematian, telah mendorong Tiongkok untuk melakukan penegakan hukum yang lebih ketat.
Ini termasuk menangani keuangan gelap dan memperketat kontrol lebih lanjut terhadap bahan kimia tersebut.
Pada bulan Juni, jaksa agung Tiongkok mendesak pejabat penegak hukumnya untuk fokus pada pemberantasan perdagangan narkoba, saat Beijing dan Washington meluncurkan penyelidikan bersama yang langka terhadap narkoba.
Pada bulan Agustus, beberapa hari setelah pertemuan kelompok kerja antinarkotika gabungan, Tiongkok mengatakan akan memperketat kontrol terhadap tiga bahan kimia yang penting untuk membuat fentanil.
(*)