POJOKNEGERI.COM - Hubungan Jokowi dan Surya Paloh nampaknya makin memanas.
Semua bermula dari sikap Nasdem yang mengusung Anies Baswedan sebagai capres di Pilpres 2024.
Terbaru, Jokowi memilih tak mengundang Surya Paloh dalam pertemuan dengan pimpinan-pimpinan parpol.
Padahal, Nasdem masih di dalam kabinet pemerintahan Jokowi saat ini.
Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh tidak habis pikir dengan sikap Presiden Jokowi, yang memandang Nasdem bukan lagi bagian dari koalisi pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin.
Paloh mempertanyakan anggapan Jokowi bahwa Nasdem sudah berseberangan dengan pemerintah, hanya karena mengusung Anies Baswedan sebagai bakal capres 2024.
“Nasdem menganggap apa masalahnya dengan pencalonan seseorang warga negara Indonesia yang seutuhnya, mempunyai hak politik untuk dicalonkan dan mencalonkan dirinya untuk dicalonkan, apa yang salah?” kata Surya Paloh, Selasa, 9 Mei 2023.
Paloh lebih jauh mengaku heran jika komitmen Nasdem mendukung pemerintah hingga akhir masa jabatannya, justru dianggap berseberangan setelah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal capres.
Padahal, Gerindra dan PAN yang pada Pemilu 2019 jelas-jelas menjadi rival politik justru tidak dianggap berseberangan.
“Kalau diambil daripada starting awal koalisi pemerintah itu yang ada hanya PDIP, Nasdem, pengusung-pengusung seperti PKB, muncul Hanura.
Pada pemilu yang (2019) lalu, siapa Gerindra? Dia kompetisi pemerintahan, siapa PAN? kan di luar pemerintahan.
Nah atas keinginan Nasdem bersama Jokowi, nah kawan-kawan ini kami ajak untuk bersama-sama, kita sekarang sudah bersama,” kata Paloh.
Karena itu, Surya Paloh menyayangkan jika perbedaan sikap politik ke depannya, dianggap berseberangan dengan pemerintah.
Menurutnya, Nasdem berkomitmen menyukseskan goal besar pemerintah untuk Indonesia Maju.
“Progress pembangunan yang berjalan terus menerus, dan harapan Presiden Jokowi agar proses mengimplementasikan revolusi mental yang diutarakan oleh Presiden Jokowi itu bisa kita jalankan.
Apa arti revolusi mental yang dikatakan oleh Presiden Jokowi? yakni membangun perubahan yang berarti dengan cara dan sistem berpikir kita,” imbuhnya. (*)