POJOKNEGERI.COM - Indonesia kembali menjadi sorotan setelah Amerika Serikat tertarik membangun perusahaan yang bergerak di bidang ketenaganukliran.
Hal itu diungkapkan Ketua Komisi VII DPR Sugeng Suparwoto, saat menerima kunjungan resmi delegasi dari Amerika Serikat baru-baru ini.
Pihaknya menyambut baik rencana Amerika Serikat yang ingin bekerjasama dengan pemerintah Indonesia, terutama untuk pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia.
"Komisi VII DPR RI menerima delegasi dari Amerika Serikat, yang tujuan utamanya menjelaskan rencana kerjasama yang ditawarkannya kepada Indonesia, dalam bidang tenaga nuklir," kata dia dikutip dari akun instagramnya, dilansir dari CNBC Indonesia.
Termasuk, salah satu yang dijajaki adalah kerja sama nuklir melalui program sembilan juta dolar di Kalimantan Barat.
Terutama untuk menambang Uranium yang menjadi bahan baku nuklir.
"Di sana ada tambang uranium yang menjadi bahan baku nuklir. Kami tentu menyambut baik hal tersebut," ujarnya.
Lebih lanjut, Sugeng menilai ke depan Indonesia membutuhkan energi yang cukup besar.
Oleh sebab itu, sumber energi dari energi baru sangat dibutuhkan untuk menopang kebutuhan tersebut.
"Bahkan jika pertumbuhan ekonomi Indonesia 6 % saja, berarti Indonesia butuh 1,5 kali peningkatan energi," kata dia.
Seperti diketahui, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2022 yang mengatur pertambangan bahan galian nuklir di Tanah Air.
Melalui aturan ini, celah penambangan dan pengolahan bahan baku nuklir di Indonesia semakin terbuka lebar.
Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) periode 2013-2018 Djarot Sulistio mengungkapkan bahan galian nuklir yang potensial di Indonesia yakni berupa uranium dan thorium.
Djarot turut menyebutkan beberapa wilayah di Indonesia yang menyimpan potensi bahan galian nuklir tersebut, di antaranya adalah Kalimantan Barat, Sulawesi Barat, dan Bangka Belitung.
Selain itu, dia juga menyebutkan wilayah Papua turut menjadi wilayah yang potensial untuk digali potensi bahan baku nuklir.
"Daerah mana saja yang menjadi lokasi, di antaranya ada Kalimantan Barat, di Mamuju, Sulawesi Barat, dan juga di Bangka Belitung, daerah ini potensial. Dan mungkin potensial lagi di Papua, tapi kami belum sampai masuk ke dalam daerah-daerah yang mungkin sekitar Freeport," ungkapnya kepada CNBC Indonesia dalam program Mining Zone, dikutip Rabu (21/12/2022).
Djarot mengungkapkan potensi uranium di Indonesia mencapai sebesar 88 ribu ton dan untuk jenis thorium memiliki potensi sebesar 140 ribu ton dari seluruh Indonesia.
"Jadi kami mendata seluruh Indonesia saat ini data terakhir ada sekitar 88 ribu ton uranium dan 140 ribu-an ton thorium. Data itu tentu saja harus update terus menerus oleh BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional)," ungkapnya.
(redaksi)