POJOKNEGERI.COM - Kaesang Pangarep memilih jalan yang berbeda dibandingkan dengan bapak, kakak, dan iparnya.
Putra bungsu Presiden Joko Widodo itu memilih jalannya sendiri dalam memasuki dunia politik.
Mungkin ini adalah jalan "ninja" yang diambil Kaesang.
Bos Persis Solo ini menyatakan bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia atau PSI.
Jejak yang ditempuh Kaesang ini berbeda dengan ayahnya Jokowi yang memantapkan hati bergabung PDI Perjuangan 2004 silam.
Setahun setelahnya Jokowi maju sebagai Wali Kota Solo bersama FX Hadi Rudyatmo.
Kaesang mengungkapkan alasan dirinya bergabung dengan partai tersebut karena memiliki kesamaan visi dan misi.
"Kami kebetulan punya kesamaan dan keinginan, kami ingin anak-anak muda bisa lebih terlibat di sektor publik," ujar Kaesang Pangarep, dikutip dari CNBC.
Menurutnya, Ia ingin anak muda menjadi objek yang aktif dalam pemilihan umum yang akan diselenggarakan tahun 2024 mendatang.
Kaesang mengungkapkan, pemilu juga menyangkut masa depan anak muda Indonesia.
"Saya lihat PSI partai yang bagus, diisi oleh anak-anak muda yang berintegritas, punya kompetensi juga. Yang terpenting mereka punya semangat untuk mebuat Indonesia jauh lebih baik. Cuma sayangnya mereka nggak masuk Senayan," tuturnya.
Kaesang sendiri mendaftar ke PSI sekira satu minggu lalu.
Namun penyerahkan KTA baru dilakukan Minggu (24/9), usai PSI mengunggah video sosok pria yang disebut mawar.
DPP PSI secara simbolis menyerahkan Friendship Card atau Kartu Tanda Anggota (KTA) PSI di kediaman Kaesang di Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo.
Sementara itu, Politikus PDI Perjuangan Deddy Yevri Sitorus mengatakan partainya tidak bisa melarang Kaesang Pangarep bergabung ke PSI.
"Kita kan kita sudah memberikan segalanya ke Pak Jokowi dan keluarga. Kita sudah, apalah yang tidak kita berikan, gitu loh. Jadi dan kalau Kaesang kemudian memilih PSI, urusan sama kita apa? Tak ada menurut saya, itu haknya dia," ungkap Deddy Yevri Sitorus.
Dia menghargai langkah berani Kaesang sebagai anak muda yang masuk ke dalam partai politik.
Hal itu, menandakan bahwa Kaesang merupakan anak muda yang memiliki mimpi dan independen.
Pilihan politik Kaesang berbeda dari Jokowi dan sang kakak, Gibrang Rakabuming Raka yang merupakan kader PDIP.
Sementara anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) PDIP mengatur bahwa satu keluarga harus berada dalam satu partai.
Terkait hal ini, Deddy menyampaikan partainya saat ini fokus memenangkan capres dari PDIP, Ganjar Pranowo, dibanding mengurus masalah Kaesang.
Dia menilai PDIP tak mungkin memanggil Presiden Jokowi terkait masalah Kaesang. (redaksi)