POJOKNEGERI.COM - Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, dua tokoh yang selalu menjadi sorotan dalam belantika politik Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.
Baik Anies dan Ganjar, keduanya kini berstatus sebagai bakal calon presiden (Capres) pada Pemilu 2024 mendatang.
Anies Baswedan diusung oleh sejumlah partai, salah satunya NasDem.
Sedangkan Ganjar, akhirnya dipilih Megawati Soekarnoputri sebagai capres dari PDI Perjuangan.
Anies Baswedan menuju Pemilu 2024 dengan modal pernah menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Ganjar pun demikian, pria dengan ciri khas rambut putih ini merupakan Gubernur Jawa Tengah, yang saat ini masih dijabatnya.
Namun, kesamaan keduanya berawal dari duduk di bangku kuliah.
Ya, keduanya sama-sama alumni Universitas Gadjah Mada (UGM).
Dengan tidak mengesampingkan calon lainnya, jika tidak ada perubahan, publik akan sama-sama melihat pertarungan antara dua teman alumni UGM memperebutkan tahta tertinggi Republik.
Anies Baswedan adalah lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM.
Saat kuliah ia aktif berorganisasi dengan mengikuti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa di Fakultas Ekonomi pada tahun 1992, juga turut membantu lahirnya kembali Senat Mahasiswa setelah dibekukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Anies lulus dari UGM pada tahun 1995. Setelah lulus ia bekerja di Pusat Antar Universitas Studi Ekonomi UGM.
Memiliki kesamaan dengan Anies, Ganjar Pranowo juga alumnus UGM Fakultas Hukum pada 1995.
Ganjar juga aktif di organisasi kemahasiswaan dengan bergabung menjadi anggota Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI).
Ia beberapa kali menjabat ketua Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA) pada November 2014.
Kembali lebih dalam ke masa-masa Anies dan Ganjar masih berstatus sebagai aktivis kampus.
Dua jebolan Kampus Kerakyatan itu berbagi kisah soal kehidupan semasa menjadi aktivis mahasiswa.
Ganjar mengungkapkan bahwa mahasiswa yang keren pada masanya ialah yang mengenakan celana robek.
“Selain pakai celana robek, rambut gondrong dan jarang mandi itu dianggap keren. Mahasiswa zaman dulu juga gemar ngebut pakai motor brompit," ucap Ganjar Pranowo.
Tak mau kalah dengan Ganjar, Anies Baswedan juga berbagi kisah soal bagaimana sulitnya menjalin kisah cinta zaman mahasiswa.
“Yang sulit ketika masa kuliah adalah kos dan nggak punya telepon, jadi caranya bagaimana? Ya ditunggu ketika pulang kuliah, itu saja kadang nggak ketemu. Kalau mau ketemu juga kadang nggak dapat izin dari ibu kosnya," tutur Anies Baswedan.
Tak hanya bercerita soal romantika mahasiswa, Anies juga mengungkap perihal aktivisme mahasiswa di zamannya.
Menurut Anies, kala masih mahasiswa, aktivisme terbilang monoton.
Hal ini menurut Anies berbeda dengan gerakan mahasiswa masa kini yang dinilai kreatif.
“Jadi gerakan mahasiswa zaman sekarang lebih kreatif, berbeda dengan zaman dahulu. Seperti dibilang Mas Ganjar, kalau demo semuanya serius, sebagian kurang tidur, sebagian tidak mandi,” ucap Anies.
Kata Anies, kunci gerakan mahasiswa dapat dilakukan hanya dengan satu pesan di media sosial, berbeda dengan pada zaman dahulu yang memerlukan waktu.
“Gerakan mahasiswa sekarang itu hanya dengan satu pesan di whatsapp semuanya bisa berkumpul, temanya juga beragam, bisa lingkungan hidup, kalau zaman dahulu hanya politik,” ucap Anies yang diamini oleh Ganjar Pranowo.
(redaksi)