POJOKNEGERI.COM - Ketua Pelaksana Formula E Ahmad Sahroni beri penjelasan mengenai kabar yang beredar terkait penujukan dirinya bermuatan politis.
Ahmad Sahroni diketahui merupakan Bendahara Partai Nasdem.
Dalam siaran pers kepada awak media, dia sampaikan bahwa niatnya adalah memajukan Indonesia, serta keselematan lingkungan.
"Saya tidak mau terjebak dengan dinamika politik yang ada. Kalaupun ada keterlibatan orang-orang politik, saya akan pastikan mereka punya kapabilitas yang mumpuni dan visi yang sama, memajukan Indonesia dan keselamatan lingkungan serta energi terbarukan," kata Sahroni dalam siaran pers, Kamis (2/12/2021).
Ahmad Sahroni juga sampaikan bahwa dirinya menolak posisi (Ketua Pelaksana Formula E) jika alasan yang ada hanyalah untuk politik.
"Kalau alasannya hanya politik, masih banyak politisi lain yang lebih berpengaruh dari saya. Saya pun jelas menolak posisi ini kalau alasannya untuk politik semata," katanya.
Sebelumnya, kritik dilayangkan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) terkait langkah Pemprov DKI Jakarta yang memutuskan untuk Ketua Pelaksana Formula E diberikan kepada Ahmad Sahroni.
Ahmad Sahroni diketahui kemudian adalah Bendahara Umum Partai Nasdem. Selain itu, Ahmad Sahroni juga merupakan Sekretaris Jenderal Ikatan Motor Indonesia (IMI).
Kritik terkait Ahmad Sahroni itu disampaikan Sekretaris Jenderal PSI Dea Tunggaesti.
Ia mengibaratkan jika dirinya adalah Surya Paloh yang merupakan Ketua Partai Nasdem, maka akan meminta untuk Ahmad Sahroni mundur sebagai Ketua Pelaksana Formula E.
"Kalau saya jadi Bang Surya Paloh, saya akan minta Mas Sahroni sebagai Bendahara Umum Partai Nasdem dan anggota DPR RI untuk mundur dari jabatan Ketua Pelaksana Formula E," ujar Dea, Selasa (30/11/2021) lalu.
Dalam keterangannya kemudian, Dea sampaikan bahwa apa yang dilakukan Ahmad Sahroni belakangan ini justru membahayakan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Seperti misalnya keinginan panitia untuk bertemu dengan presiden, saat ada dugaan penyimpangan yang sedang diselidiki oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Formula E sedang diselidiki KPK. Eh, panitia malah minta bertemu Presiden Jokowi. Hal itu tidak layak dilakukan, baik secara politis dan etis. Langkah-langkah mas Sahroni membahayakan Pak Jokowi," katanya.
(redaksi)